Jumlah Balita Pendek dan Sangat Pendek Alami Penurunan Sebesar 4,07 Persen

SAMBUTAN : Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala saat menyampaikan sambutan dan arahannya dalam kegiatan rembuk stunting.

BulunganKU.ID – Wakil Bupati Bulungan Ingkong Ala, S.E,.M.Si menyampaikan bahwa jumlah Balita pendek dan sangat pendek di Kabupaten Bulungan pada tahun 2023 lalu mengalami penurunan. Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan Rembuk Stunting yang digelar di Ruang Tenguyun, Kantor Bupati Bulungan, Kamis (21/03/2024).

Dalam kesempatan tersebut wabup mengingatkan kembali, bahwa titik dimulainya pembangunan SDM dimulai  dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan  bayi, kesehatan balita dan kesehatan anak sekolah.

“Karena merupakan umur emas untuk mencetak  manusia Indonesia yang unggul.  Jangan sampai ada kasus stunting yang baru, kematian bayi atau jumlah kematian  ibu yang terus meningkat,” imbuhnya.

Kemudian wabup melanjutkan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan semata, di mana aspek non kesehatan juga menjadi faktor yang kadang lebih berpengaruh.

“Seringkali masalah non kesehatan menjadi akar dari permasalaham stunting, baik itu masalah ekonomi, sosial budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan serta masalah degradasi lingkungan terkait ketersediaan air bersih dan sanitasi layak,” ungkapnya.

Berdasarkan data bulan timbang di bulan Agustus 2023, jumlah balita pendek dan sangat pendek di Kabupaten Bulungan sebanyak 648 bayi balita atau sebesar 8,63 persen dari total balita yang diukur.

“Kondisi tersebut membaik dari tahun sebelumnya di mana mengalami penurunan sebesar 4,07 persen,”

Namun lanjutnya berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan RI, tingkat prevalensi stunting di Kabupaten Bulungan tahun 2022 masih 18,9 persen sehingga masih menjadi tantangan untuk diselesaikan pada tahun mendatang.

“Mengingat bapak presiden menetapkan target 14 persen pada tahun 2024 ini,” sebutnya.

Untuk itu, lanjutnya dirinya juga sangat mendukung dan mengapresiasi dilaksanakannya rembuk stunting ini sebagai bagian konvergensi percepatan penurunan stunting atau KP2S di Kabupaten Bulungan.

“Rembuk stunting ini merupakan suatu upaya identifikasi permasalahan stunting dan perumusan strategi penanganannya secara komprehensif dan terintegrasi lintas stakeholder,” bebernya.

Ini kata dia menjadi langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara perangkat daerah penanggungjawab layanan dengan sektor maupun lembaga non pemerintah dan masyarakat hingga level desa di Kabupaten Bulungan.

“Saya sangat berharap komitmen kita bersama, terkhusus tim percepatan penurunan stunting baik level kabupaten, kecamatan maupun desa, agar hasil dari rembuk stunting ini, disusun rencana intervensi spesifik, sensitif maupun koordinatif yang nantinya diprioritaskan  dalam RKPD atau Renja serta anggaran tahun 2025,” paparnya.

Sehingga kata dia target indikator pembangunan bidang kesehatan yaitu menurunkan prevalensi stunting pada anak di bawah usia 2 tahun dapat tercapai dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Bulungan pada khususnya serta menjadikan generasi unggul di kota ibadah ini.