Tim GGGI dan GAC Kunjungi Wilayah Mangrove di Bulungan

SINERGI : Tim GGGI dan GAC didampingi Pemerintah Kabupaten Bulungan dan beberapa pihak terkait lainnya saat mengunjungi hutan mangrove dan bakau yang ada di Kabupaten Bulungan.

BulunganKU.ID – Tim Global Green Growth Institute (GGGI) dan Global Affairs Canada (GAC) didampingi Pemerintah Kabupaten Bulungan dan beberapa pihak terkait lainnya kunjungi hutan mangrove dan bakau yang ada di Kabupaten Bulungan dalam rangka melihat langsung kondisi yang ada, Senin (27/05/2024).

Tim GAC sendiri diwakili langsung oleh Audri Mukhopadhyay yang merupakan Direktur Divisi 1 Asia Tenggara dan Oseania, OSP, kemudian Kevin Tokar yang menjabat sebagai Head of Development Cooperatioan, Indonesia serta Hari Basuki menjabat Senior Development Officer.

Sementara dari pihak GGGI dihadiri langsung, Chris Bennett (Provinsi Strategis), Mayang Melantia (Sr. Officer-Green Growth Development (Indonesia), Taswin Munier (Petugas Kebijakan Lingkungan, Program Indonesia), Dyah Catur (Sr. Officer-Koordinator Provinsi,  Arman (Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara) serta Hastin (Asisten Program Senior).

Sekda Risdianto, S.Pi.,M.Si turut mendampingi rombongan tersebut didampingi beberapa kepala perangkat daerah lainnya.

Kedatangan dua organisasi tersebut dalam rangka untuk melihat hutan mangrove maupun bakau yang ada di Desa Liagu Kecamatan Sekatak, Kabupaten Bulungan. Yang secara umum di Kabupaten Bulungan hutan mangrove atau bakau kedepannya akan direhabilitasi dengan kerjasama GGGI dan GAC yang terdegradasi akibat konversi menjadi tambak udang.

Melalui program Nature-based Solutions for Climate-smart Livelihoods in Mangrove Landscapes (NASCLIM) atau sebuah proyek yang bertujuan untuk memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi iklim di Indonesia serta meningkatkan keberlanjutan mata pencaharian pesisir dengan mendukung restorasi dan perlindungan ekosistem mangrove di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

Beberapa kegiatan dalam proyek ini meliputi, memulihkan Ekosistem Mangrove yang Terdegradasi dan Melindungi Mangrove yang Utuh, Meningkatkan Kapasitas Pengambil Keputusan, Mengenalkan Teknik Perikanan dan Budidaya yang Lebih Berkelanjutan hingga Meningkatkan Regulasi Lisensi.

Manfaatnya akan dirasakan oleh sekitar 20.000 perempuan dan laki-laki kurang mampu yang tinggal di wilayah pesisir, dengan perempuan menyumbang 40 persen dari peserta yang menerima pelatihan mengenai mata pencaharian yang lebih baik dan pendekatan restorasi. 

Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kebijakan yang responsif terhadap gender dan perubahan iklim, serta keberlanjutan pengelolaan ekosistem mangrove di wilayah Kalimantan Utara.

Selain berkunjung ke lapangan secara langsung, rombongan juga melakukan diskusi dengan nelayan subsisten untuk memahami ketergantungan masyarakat lokal terhadap hutan bakau yang sehat di Delta.

Kemudian juga mendengarkan masukan dari pemerintah desa mengenai bagaimana pengelolaan ekosistem mengrove di tingkat desa yang perlu untuk ditingkatkan.

Rombongan juga berdiskusi langsung dengan pemilik tambak udang atau pekerja tambak udang mengenai tantangan yang dialami dalam budidaya udang yang tidak produktif.

Pemilik dan pekerja tambak udang ini akan menjadi penerima manfaat proyek NASCLIM. NASCLIM juga akan menawarkan dukungan kepada mereka dalam mendesain ulang tambak udang agar memungkinkan regenerasi alami bakau sekaligus meningkatkan atau mempertahankan produktivitas.

Exit mobile version